https://ejournal.iaiqi.ac.id/index.php/attahfidz/issue/feed At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir 2025-08-13T06:31:06+00:00 Paizaluddin Baihaqy paizal_idang76@yahoo.com Open Journal Systems <p style="text-align: justify;"><img src="/public/site/images/ahmadabdulqiso/cover_1-12.png" width="155" height="218"></p> <p style="text-align: justify;"><strong>At-Tahfidz</strong>: <strong>Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir [e-ISSN:&nbsp;<a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1606989822">2774-7425</a>]&nbsp;</strong>is a biannual journal, published and managed by the Faculty of Ushuluddin, Institut Agama Islam Al-Qur'an Al-Ittifaqiah Indralaya, Indonesia. Particular attention is paid to the works dealing with: Qur’anic and Hadits Studies, Qur’anic and Hadits Sciences, Living Qur'an and Hadits, Qur’anic and Hadits Studies across different areas in the world (the Middle East, the West, the Archipelago, and other areas), Methodology of Qur’an, Tafsir, and Hadits Studies. Publishes twice in a year [June and December]. by Qur’anic and Tafsir studies Programme at Faculty of Ushuluddin, IAI Al-Qur'an Al-Ittifaqiah Indaralaya.</p> <p>&nbsp;</p> https://ejournal.iaiqi.ac.id/index.php/attahfidz/article/view/1131 Ekosistem Laut Sebagai Manifestasi Kekuasaan Allah: Pendekatan Tafsir Ilmi Terhadap Ayat-Ayat Kauniyah 2025-07-17T04:02:56+00:00 Muhammad Ahmad Mumtaz Muizza 231320013.muhammadahmad@uinbanten.ac.id Dikriyah 231320008.dikriyah@uinbanten.ac.id Iqbal Maulana 231320034.iqbalmaulana@uinbanten.ac.id Miftahul Fauzan 231320002.miftahul@uinbanten.ac.id Andi Rosa andi.rosa@uinbanten.ac.id <p>Artikel ini mengkaji ekosistem laut sebagai manifestasi kekuasaan Allah dengan pendekatan tafsir ilmi terhadap ayat-ayat kauniyah dalam Al-Qur’an. Laut, sebagai komponen vital bagi kehidupan, menyimpan keanekaragaman hayati yang sangat kaya, khususnya di Indonesia, yang diakui sebagai pusat keanekaragaman laut global. Melalui analisis kualitatif dan studi pustaka, penelitian ini menghubungkan penafsiran Al-Qur’an dengan data ilmiah terkini mengenai ekosistem laut. Temuan menunjukkan bahwa fenomena alam, seperti pertemuan dua laut yang tidak bercampur dan siklus pasang surut, mencerminkan keteraturan dan kebijaksanaan Tuhan. Pendekatan tafsir ilmi diharapkan dapat memperkaya pemahaman umat Islam tentang keterkaitan antara wahyu dan sains, serta mendorong kesadaran ekologis dalam menjaga kelestarian lingkungan laut. Namun, penelitian ini juga mengingatkan akan tantangan dalam penafsiran ilmiah yang perlu dihadapi dengan hati-hati untuk menjaga akurasi dan relevansi. Dengan demikian, kolaborasi antara ahli tafsir dan ilmuwan sangat penting untuk menggali hikmah yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an.</p> 2025-06-30T04:12:53+00:00 Copyright (c) 2025 At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir https://ejournal.iaiqi.ac.id/index.php/attahfidz/article/view/1112 Urgensi Pendidikan Islam Berbasis Tauhid Perspektif Tafsir Ath-Thabari Analisis Pedagogi dalam Q.S At-Taubah ayat 31-33 2025-07-17T04:02:55+00:00 Arifah Choirun Nisa arifahchnisa@gmail.com Enjang Burhanuddin enjang@uinsaizu.ac.id Niswatul Malihah niswatulmalihahabdin@gmail.com Almujahid almujahid163@gmail.com <p><em>Islamic education is part of the teachings of Islam as a whole, because its goal is to create human beings who are always devoted to Allah and can achieve happiness in this world and the hereafter, as well as develop all aspects of life, including spiritual, intellectual, imaginative, physical, scientific, and linguistic. The concept of monotheism is the main foundation in Islamic education because monotheism is the foundation for all aspects of Muslim life. Tawhid means making Allah SWT the only true worship. According to him, Tauhid is also the basis of education that is to be given to future generations.This research method uses literature review which involves the identification, evaluation, and synthesis of various literature sources relevant to the research topic with a qualitative approach. This article contains a review of the concept of Islamic education in the meaning of monotheism contained in surah at taubah verses 31-33 where the result of the analysis is that with the existence of education we can distinguish between good and bad things, haram and halal things and can follow Allah's command to amar ma'ruf nahi munkar and convince his people that Allah SWT is the One God by sending His Messenger (Prophet Muhammad SAW) to be Guidance/role models for his people to the right path</em></p> 2025-06-30T04:52:51+00:00 Copyright (c) 2025 At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir https://ejournal.iaiqi.ac.id/index.php/attahfidz/article/view/1129 Epistemologi Pendekatan Historis Angelika Neuwirth dan Fazlur Rahman 2025-07-17T04:02:57+00:00 Rida Sopiah Wardah ridawardah6703@gmail.com Tap’aul Habdin kafinhabdin@gmail.com <p>Kajian ini mengeksplorasi epistemologi pendekatan historis Angelika Neuwirth dan Fazlur Rahman terhadap al-Qur'an, dengan fokus pada kontribusi, metode, dan implikasi dari pendekatan mereka. Neuwirth menggunakan analisis filologis untuk mengkaji interaksi al-Qur'an dengan tradisi monoteistik lain dalam konteks late antiquity, sementara Rahman mengembangkan metode <em>double movement</em> untuk menghubungkan pesan al-Qur'an dengan relevansi modern. Pendekatan historis ini berimplikasi pada aspek konseptual, metodologis, dan diskursif, seperti memperkaya dialog lintas agama, menawarkan kerangka interpretasi kontekstual, dan menjawab tantangan modern seperti keadilan sosial. Kajian ini juga membandingkan pendekatan tersebut dengan literatur lain, termasuk analisis konteks sosial-budaya bangsa Arab, tafsir kontekstual, dan pengkodifikasian al-Qur'an. Melalui metode <em>library research</em>, penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan historis Neuwirth dan Rahman memberikan kontribusi signifikan dalam studi al-Qur'an kontemporer, meskipun terdapat keterbatasan dalam penerapan praktisnya.</p> 2025-06-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir https://ejournal.iaiqi.ac.id/index.php/attahfidz/article/view/1057 Eksistensi Tanah Sebagai Simbol Kehidupan dan Kebangkitan dalam Al-Qur`an 2025-08-13T03:34:12+00:00 Mansuri Hasyim 12230212713@students.uin-suska.ac.id Lukmanul Hakim man89th@uin-suska.ac.id Muhammad Almi 12230212787@students.uin-suska.ac.id Zafran Syabil 1223021210833@students.uin-suska.ac.id Reli Sulyani relidayat84@gmail.com <p><em>Artikel ini mengkaji eksistensi tanah sebagai simbol kehidupan dan kebangkitan dalam Al-Qur’an, berdasarkan penafsiran terhadap ayat-ayat pilihan, yaitu QS. Al-Hijr ayat 26, QS. Ar-Rahman ayat 14, dan QS. Ar-Ra’d ayat 5. Tanah tidak hanya berfungsi sebagai bahan dasar penciptaan manusia, tetapi juga menjadi tempat tumbuhnya kehidupan, sarana keberlangsungan ekosistem, serta pengingat akan asal-usul dan akhir kehidupan manusia. Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan (library research). Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis, yang bertujuan untuk menggali makna ayat-ayat Al-Qur’an tentang eksistensi tanah serta menelusuri bagaimana para mufasir klasik dan kontemporer menafsirkannya. Melalui pendekatan Tafsir An-Nur, Tafsir Al-Azhar, dan Tafsir Al-Misbah, artikel ini menjelaskan bahwa tanah diciptakan tidak hanya sebagai unsur fisik, tetapi juga sebagai manifestasi kekuasaan Allah yang menjadi tanda kebesaran-Nya. Tanah menjadi media kehidupan sekaligus simbol kebangkitan, sebagaimana Allah menghidupkan tanah yang mati sebagai bukti bahwa Dia berkuasa menghidupkan kembali manusia pada hari kiamat. Kajian ini menegaskan bahwa penciptaan tanah mengandung pesan spiritual, ekologis, dan ilmiah yang mendorong manusia untuk senantiasa merenungkan kebesaran dan keesaan Allah Swt. Dengan menggabungkan perspektif keimanan dan ilmu pengetahuan, artikel ini menawarkan pemahaman baru tentang keterkaitan antara wahyu dan sains dalam memaknai ciptaan Tuhan.</em></p> <p><strong>Kata kunci</strong><strong>: </strong>Eksistensi, Tanah, Kehidupan, Kebangkitan, Al-Qur’an.</p> 2025-06-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir https://ejournal.iaiqi.ac.id/index.php/attahfidz/article/view/1095 Analisis Semiotik Lafaz Qalb dalam QS. Al-Baqarah: 7-10 Perspektif Roland Barthes 2025-07-17T04:02:53+00:00 Aprilya Azizah aprilya.azizah01@gmail.com Masyitoh Mudafi’ah Haqiqoh aisijumarni09@gmail.com Aghnia Faradits aghniafaradits@gmail.com <p>Kajian ini dilatarbelakangi oleh keterbatasan pendekatan semiotik dalam memahami dimensi makna simbolik lafaz qalb dalam Al-Qur’an, khususnya pada QS. Al-Baqarah ayat 7–10. Lafaz qalb dalam konteks tersebut tidak semata merujuk pada organ biologis, melainkan menjadi representasi kompleks atas kesadaran spiritual, moral, dan ideologis manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna qalb pada tiga tataran makna menurut teori semiotika Roland Barthes: denotatif, konotatif, dan mitologis. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif, dengan penerapan metode analisis semiotika Roland Barthes sebagai kerangka utama dalam menelaah makna simbolik yang terkandung dalam teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara denotatif, qalb dipahami sebagai pusat kesadaran batin yang rentan terhadap penutupan dan penyakit spiritual akibat penolakan terhadap kebenaran. Pada tingkat konotatif, qalb diposisikan sebagai simbol dari disfungsi moral, yang terwujud dalam bentuk kekufuran dan kemunafikan. Sementara itu, pada tataran mitos, lafaz ini membentuk konstruksi ideologis mengenai oposisi terhadap kebenaran, sekaligus memperkuat identitas kolektif komunitas beriman. Temuan ini menegaskan bahwa teks Al-Qur’an mengandung struktur tanda yang kompleks, yang tidak hanya menyampaikan pesan teologis, tetapi juga membangun narasi sosial dan ideologis. Dengan demikian, penerapan teori Barthes dalam kajian ini membuka jalan bagi pembacaan Al-Qur’an yang lebih kontekstual dan kritis terhadap struktur makna yang terkandung dalam teks ilahiah.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Qalb, Semiotik, Roland Barthes, Qur’an</p> 2025-07-01T03:20:53+00:00 Copyright (c) 2025 At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir https://ejournal.iaiqi.ac.id/index.php/attahfidz/article/view/1139 Pendekatan Ma’na Cum Maghza atas QS. Al-Maidah: 77 Sebagai Kritik Terhadap Ekstrimisme Beragama 2025-08-13T06:31:06+00:00 asmullah asmullah@uin-alauddin.ac.id Aulia Karimatul Ma'rifat auliakarimatul285@gmail.com Muhammad Alwi HS muhalwihs2@gmail.com Ali Akbar ali.aakbar05@gmail.com <p>Artikel ini bertujuan mengaplikasikan pendekatan <em>Ma’na cum Maghza </em>(MCM) terhadap larangan <em>ghuluw </em>dalam QS. Al-Maidah: 77 sebagai kritik terhadap ekstrimisme dalam beragama. MCM dipilih agar QS. Al-Maidah: 77 tidak hanya dikontekstualisasikan, tetapi juga mengungkap signifiknasi ayat berupa implikasi sosial-keagamaannya di Indonesia. Artikel ini merupakan penelitian kepustakaan yang bersifat kualitatif, dengan menggunakan metode deskriptif-analisis. Artikel ini menyimpulkan bahwa QS. Al-Maidah: 77 diwahyukan untuk mengkritik sikap Yahudi dan Nasrani (<em>ahl Kitab</em>) yang berlebih-lebihan dalam beragama sehingga menjadikan Nabi Isa sebagai anak Tuhan. Sekalipun asalnya mengkritik umat Yahudi dan Nasrani, pendekatan MCM memberi pemahaman bahwa ayat ini berlaku untuk agama apapun. Berdasarkan analisis konteks historis (mikro dan makro), kebahasaan, dan pemahaman kontemporernya, <em>ghuluw </em>dalam QS. Al-Maidah: 77 setara dengan konsep dan sikap ekstremisme beragama yang mesti dihindari karena merugikan berbagai pihak, individu-kolektif, muslim-non muslim, umat beragama-berbangsa. Menghindari ekstremisme beragama sama halnya mewujudkan moderasi beragama.</p> 2025-07-01T14:28:31+00:00 Copyright (c) 2025 At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir