PEMBACAAN AL-QUR’AN DALAM TRADISI NYADRAN DI MAKAM SEWU WIJIREJO, PANDAK, BANTUL, YOGYAKARTA
(ANALISIS STUDI LIVING QUR’AN)
Abstract
Pembacaan Al-Qur’an di makam Sewu pembacaannya 30 juz. Pembacaan Al-Qur’an ini merupakan salah satu model Living Qur’an yang terkait oleh Wali atau tokoh agama dalam bentuk bacaan, pemahaman, dan pengamalan, serta dalam bentuk sosial budaya. Panembahan Bodho merupakan wali pertama yang mengalkulturasikan tradisi Nyadran dan menyebarkan ajaran agama Islam di Wijirejo. Tradisi Nyadran merupakan tradisi mendoakan keluarga atau Wali yang telah meninggal dunia. Pembacaan Al-Qur’an dan tradisi Nyadran ini bertujuan untuk melestarikan budaya dahulu, dan mengenalkan generasi muda agar terjaga kelestarian budaya yang diajarkan oleh Panembahan Bodho. Tujuan penelitian yaitu: 1. Mengetahui bagaimana proses dan tahapan dalam kebudayaan tradisi Nyadran dengan pembacaan Al-Qur’an yang masih dilaksanakan sampai saat ini. 2. Memberikan wawasan tentang pelaksanaan keseluruhan tradisi Nyadran dan pembacaan Al-Qur’annya di desa Wijirejo yang memiliki ciri khas tersendiri. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan metode kualitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan induksi data, Penyajian data, dan kesimpulan. Peneliti menggunakan teori pendekatan Living Qur’an. Adapun hasil penelitian yaitu: 1. Sistem Pembacaan Al-Qur’an dalam Tradisi Nyadran di Makam Sewu, Wijirejo, Pandak, Bantul adalah Sistem metode pembacaan Al-Qur’an 30 juz dari tahun 2022 yaitu dengan cara tadarus Al-Qur’an atau tadarus dan disimak oleh ustadz atau kyai setempat. Hal tersebut disimak, agar bacaan yang sedang dibacakan dapat dibacakan dengan tartil dan benar. 2. Makna dari Pembacaan Al-Qur’an dalam Tradisi Nyadran di Makam Sewu, Wijirejo, Pandak, Bantul terdapat beberapa makna atau manfaat dari pelaksanaan pembacaan Al-Qur’an dalam tradisi Nyadran, antara lain: a. mendekatkan diri kepada Allah SWT.; b. adanya rasa bertanggung jawab; c. belajar membaca Al-Qur’an dengan tartil dan benar; d. mempererat tali silaturahmi; e. tumbuhnya semangat dari masyarakat sendiri.
Kata Kunci: Pembacaan Al-Qur’an, Tradisi Nyadran, Panembahan Bodho.